Kisah Sapi Ber-NIP


Tentu bukan rahasia lagi kalau segudang stigma atau cap negatif dilekatkan pada PNS atawa pegawai negeri. Joke berikut menjelaskan stigma betapa parahnya kinerja PNS.

Begini kisahnya:
Salah satu program pemerintah (Inpres) pada waktu jaman orde baru adalah mendatangkan sapi impor (biasa disebut Sapi Inpres) untuk membantu peternak susu meningkatkan produktivitas susu mereka. Nah, sapi-sapi impor tsb yang bisa menghasilkan 5 liter susu perhari lalu didistribusikan keberbagai KUD susu di daerah-daerah dingin penghasil susu seperti Salatiga, Pangalengan dan sebagainya. Dan benar, sapi-sapi inpres tersebut menghasilkan produktivitas jauh lebih tinggi daripada sapi-sapi lokal, pada bulan-bulan pertama.

Namun setelah setahun berjalan produktivitas sapi-sapi impor tersebut mulai menurun hingga akhirnya sama dengan sapi-sapi lokal. Padahal perlakuan yang diberikan kepada mereka sama dengan di negeri asalnya, mulai dari suhu yang sejuk, pakan hingga perawatan kesehatan mereka. Para ahli persapian pun bingung tak tahu sebab muasal kenapa sapi-sapi yang dulunya begitu produktif kini tak ubahnya dengan sapi-sapi pribumi.

Demikian pula dengan rekan pribumi mereka yang melihat dengan senyum rekan impor mereka telah sama tak produktifnya seperti mereka, dan lalu bertanya:
Sapi lokal: "Sori pren, kenapa sih anda sekarang gak kayak dulu produktifnya?"
Sapi impor ( sambil tersenyum menunjukkan pada pinggul/bokongnya) : "Nih lihat aku kan sudah punya cap seperti punyamu kan?"

Hemm, tampaknya cap yang bernomor itu seakan seperti NIP laiknya....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MITRA RB